INDAHNYA MENGAMPUNI

(Bahan Alkitab: Kejadian 45:1-14, Matius 6:14-15 dan Matius 18:22-35)

Apakah kamu pernah mendengar nama Nelson Mandela? Ia adalah seorang tokoh pejuang Afrika Selatan yang memperjuangkan keadilan bagi kaum kulit hitam di Afrika Selatan yang ditindas dan diperlakukan secara tidak adil. Demi memperjuangkan nasib kaumnya, ia dipenjara lebih dari 20 tahun. Setelah Nelson Mandela dibebaskan dan memenangkan pemilihan umum di Afrika Selatan sehingga terpilih sebagai presiden, orang pertama yang diundang untuk makan malam bersamanya adalah kepala penjara. Padahal dalam masa hukumannya, kepala penjara itu banyak merugikan dirinya. Ketika para wartawan mengajukan pertanyaan kepadanya: mengapa Anda memberi prioritas pada kepala penjara yang sering menyakiti Anda? Maka jawab Mandela:”Kamu harus terlebih dahulu mengampuni seseorang yang berada di dekatmu dan paling banyak menyakitimu. Jika kamu mampu melakukannya, kamu dapat mengampuni semua orang yang melakukan kejahatan padamu”. Mengampuni berarti membebaskan dirimu dari kebencian dan membiarkan perasaan damai menguasai hatimu.

Sumber gambar: https://bit.ly/3hLDQRi


A. MAKNA MENGAMPUNI

Mengampuni artinya kita memaafkan seseorang atas kesalahan yang dilakukannya dan tidak mengungkit kesalahan itu lagi. Pada kenyataannya cukup sulit untuk melakukannya. Mengapa? Karena setiap orang memiliki sifat egois atau keakuan yang cenderung menempatkan dirinya sebagai orang yang paling benar sedangkan orang lain selalu menjadi pihak yang salah. Mengapa demikian? Karena kita selalu tergoda untuk hanya melihat ke dalam diri kita saja, kita berpikir dari sudut diri sendiri, dan lupa untuk berpikir dari sudut orang lain. Contohnya, jika terjadi masalah atau pertikaian dengan teman, kita cenderung menyalahkan teman tanpa mau bersusah payah mencari tahu mengapa dia marah pada kita. Padahal kemungkinan ada perbuatan kita yang tidak berkenan baginya. Banyak orang mengira mengampuni berarti melupakan masalah, merelakan kesalahan orang lain, membebaskan diri dari kebencian, dendam dan marah. Sebenarnya mengampuni itu adalah perbuatan yang terutama kita lakukan untuk diri kita sendiri tanpa melupakan orang yang menyakiti kita. Dengan mengampuni kita melepaskan diri kita dari amarah dan dendam, bukan melepaskan orang lain dari pikiran kita. Namun seberapa dalam pun luka yang telah terjadi, kita tidak akan sembuh dari luka itu sampai kita mengampuni kesalahan orang yang bersangkutan. Pengampunan adalah sebuah keputusan dari hati dan mengampuni tidaklah mengubah masa lalu, melainkan mencerahkan masa depan. Artinya, pengampunan yang diberikan tidak berarti menghapus masa lalu karena semua sudah terjadi. Dengan mengampuni, seseorang dibebaskan dari beban kebencian, dan hati terasa damai. Dengan begitu langkah ke depan menjadi cerah.

B. Apakah Mudah untuk Melupakan Rasa Sakit Hati Kita?

Dalam beberapa kasus sangat sulit untuk menyembuhkan luka hati dan rasa benci, tetapi perlu diingat bahwa pengampunan itu dapat berarti hal seperti berikut ini.

    1.   Membebaskan diri dari beban kebencian dan menggantinya dengan damai sejahtera. Coba kamu ambil air putih dan tuangkan kopi kental atau teh sedikit demi sedikit. Lama kelamaan air putih akan berubah menjadi kuning untuk teh dan hitam untuk kopi. Seperti itulah hatimu diubah dari putih menjadi hitam. Kamu tidak ingin hatimu pekat seperti kopi, bukan?

    2.    Tidak berarti kita bersedia terluka untuk kedua kalinya. Yusuf memastikan bahwa saudara-saudaranya telah berubah dan dia tidak akan menjadi korban untuk kedua kalinya. Jadi, kamu dapat mengampuni tetapi tidak menyerahkan dirimu untuk menjadi korban kemarahan ataupun tindakan negatif lainnya.

 C. Bagaimana Mengampuni? 

Kamu pernah dipermalukan oleh seseorang dan hal itu selalu tersimpan di dalam ingatanmu. Semakin kamu mengingatnya, semakin dalam rasa benci. Coba kamu berpikir, mengapa dia melakukan hal itu padamu! Kemudian, cobalah membuat daftar penyebabnya. Misalnya, karena kamu pintar dan tekun belajar, atau karena kamu cenderung tidak mau bergaul sehingga teman-teman memiliki pemahaman yang salah tentang dirimu. Mungkin karena kecerobohanmu menyebarkan rahasia yang dipercayakan padamu, atau karena kamu lalai mengundangnya ke pesta ulang tahunmu, atau karena kamu punya teman baru. Jika dirunut, selalu ada hubungan sebab akibat dalam rusaknya sebuah hubungan yang berakhir dengan pertengkaran dan kebencian juga dendam. Jika kita bersikap objektif, kita akan temukan bahwa kedua belah pihak turut menyebabkan rusaknya hubungan antarteman atau saudara. 

Dalam kisah Yusuf dan saudara-saudaranya, ia sadar bahwa dahulu ayahnya terlalu mencintai dan mengistimewakan dirinya. Hal itu menyebabkan saudara-saudaranya iri hati dan mereka membencinya. Wujud dari kebencian itu, mereka menjualnya sebagai budak. Namun, dia tidak membenci mereka, tetapi Yusuf juga tidak secara otomatis mengampuni saudara-saudaranya. Dia menguji saudara-saudaranya dengan cara menyelipkan piala ke dalam karung adik mereka yang paling kecil. Yusuf ingin menguji saudarasaudaranya apakah mereka telah berubah, atau mereka akan mengorbankan adiknya seperti dahulu ketika mereka membenci dan menjualnya sebagai budak. Ternyata, saudara-saudaranya telah berubah. Mereka membela adiknya Benyamin serta menangisinya, bahkan kakak tertua rela ditahan untuk menggantikan adiknya. Melalui cara itu, Yusuf mengetahui bahwa kini saudara-saudaranya telah berubah dan karena itu, sudah waktunya dia menyatakan dirinya pada mereka dan memaafkan mereka. Yusuf tidak menanti supaya saudara-saudaranya ketakutan dan mengemis untuk dimaafkan, tetapi dialah yang mengambil inisiatif untuk mendatangi mereka.

Jadi, pengampunan yang kita berikan pada seseorang hendaknya lahir dari niat baik dan ketulusan hati kita. Yusuf pada dasarnya memiliki hati pemaaf. Sejak dia melihat mereka, dia sudah mulai berupaya menciptakan pemulihan hubungan persaudaraan mereka. Amatlah penting untuk menghubungkan pengampunan atau memaafkan dengan memulihkan hubungan. Mengapa demikian? Jika kita mengampuni seseorang, upaya kita tidak berhenti hanya pada sekadar mengampuni, kita juga berupaya memulihkan hubungan kita dengan orang itu. Jika mengandalkan kemampuanmu sendiri, tentu sangat sulit untuk mengampuni sesama. Mintalah pada Tuhan agar dapat membantu kamu diberikan hikmat supaya dapat mengampuni orang lain dan juga bersedia memohon maaf pada orang lain atas kesalahanmu.