Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara

Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II membuka kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk mempersiapkan kemerdekaan atas dasar prakarsa sendiri.

 

Lalu bagaimana dampaknya terhadap keberadaan BPUPKI?

 

Setelah menyelesaikan tugas BPUPKI dibubarkan, dan sebagai gantinya pada tanggal 7 Agustus 1945 Jepang mengumumkan pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Zyunbi Iinkai. Untuk keperluan membentuk PPKI tersebut, pada tanggal 8 Agustus 1945 tiga orang tokoh pendiri negara, yaitu Ir. Soekarno, Mohammad Hatta dan Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat berangkat menemui Jenderal Besar Terauchi, Saiko Sikikan di Saigon.


                                                              (Ketua PPKI Ir. Soekarno)
                                                                                                    Sumber gambar: https://bit.ly/2V75nnI

                                                    (Wakil Ketua PPKI Mohammad Hatta)
                                                                        Sumber gambar:https://bit.ly/3xdpQnW

Dalam pertemuan tersebut, Ir. Soekarno diangkat sebagai Ketua PPKI dan Mohammad Hatta sebagai wakilnya. PPKI beranggotakan 21 orang termasuk Ketua dan Wakil Ketua. Setelah kembali ke tanah air, pada tanggal 14 Agustus 1945 Ir. Soekarno mengumumkan bahwa Indonesia akan merdeka secepat mungkin dan bukan merupakan pemberian dari Jepang melainkan hasil perjuangan bangsa Indonesia sendiri.

Sebagai buktinya, atas kehendak bangsa Indonesia sendiri, anggota PPKI ditambah menjadi enam orang sehingga anggota seluruhnya menjadi 27 (dua puluh tujuh) orang. Semua anggota PPKI berasal dari bangsa Indonesia.

Setelah Jepang menyerah kepada pihak sekutu tanggal 14 Agustus 1945, kesempatan tersebut digunakan sebaik-baiknya oleh para pejuang untuk segera menyatakan kemerdekaan bangsa Indonesia. Pada hari Jumat, tanggal 17 Agustus 1945, Ir. Soekarno didampingi oleh Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia ke seluruh dunia.

Keesokan harinya, pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI melaksanakan sidang dan menghasilkan keputusan sebagai berikut.

1. Menetapkan UUD 1945.

2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden, yaitu Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta.

3. Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat.

Salah satu keputusan sidang PPKI adalah mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat tercantum rumusan sila-sila Pancasila sebagai dasar negara.

 

PERBEDAAN ANTARA BPUPKI DAN PPKI

No

 

Pernyataan

BPUPKI

PPKI

1.

Waktu Pembentukan

29 April 1945

7 Agustus 1945

2.

Suasana Pembentukan

Suasana dalam pembentukan BPUPKI menjadi sangat tegang dan memiliki keinginan untuk merdeka, suasananya penuh dengan jiwa patriotisme dan semangat gotong royong

Suasana PPKI berjalan dengan baik serta saling berpendapat

3.

Jumlah Anggota

BPUPKI memiliki 67 anggota, 60 diantaranya berasal dari Indonesia dan 7 orang lainnya dari Jepang

PPKI beranggotakan 21 orang (12 orang dari Jawa, 3 orang dari Sumatra, 2 orang dari Sulawesi, 1 orang dari Kalimantan, 1 orang dari Nusa Tenggara, 1 orang dari Maluku, 1 orang dari golongan Tionghoa).

4.

Susunan Organisasi 

1.    KRT Radjiman Wedyodiningrat (Ketua)

2.    R.P. Soeroso (Wakil Ketua)

3.    Icibangase Yosio (Wakil Ketua dari Jepang)

4.    Ir. Soekarno

5.    Drs. Moh. Hatta

6.    Mr. Muhammad Yamin

7.    Prof. Dr. Mr. Soepomo

8.    KH. Wachid Hasjim

9.    Abdoel Kahar Muzakir

10. Mr. A.A. Maramis

11. Abikoesno Tjokrosoejoso

12. H. Agoes Salim

13. Mr. Achmad Soebardjo

14. Prof. Dr. P.A.A. Hoesein Djajadiningrat

15. Ki Bagoes Hadikoesoemo

16. AR Baswedan

17. Soekiman

18. Abdoel Kaffar

19. R.A.A. Poerbonegoro Soemitro

20. KH. Ahmad Sanusi

21. KH. Abdul Halim

Diantara para anggotanya terdapat lima orang keturunan Tionghoa, yaitu:

               1.    Liem Koen Hian

               2.    Tan Eng Hoa

               3.    Oey Tiang Tjoe

               4.    Oey Tjong Hauw

               5.    Drs. Yap Tjwan Bing

6.     Ir. Soekarno (Ketua)

7.     Drs. Moh. Hatta (Wakil Ketua)

8.     Mr. Soepomo

9.     KRT Radjiman Wedyodiningrat

10. R.P. Soeroso

11. Soetardjo Kartohadikoesoemo

12. KH. Abdoel Wachid Hasjim

13. Ki Bagus Hadikusumo

14. Otto Iskandardinata

15. Abdoel Kadir

16. Pangeran Soerjohamidjojo

17. Pangeran Poerbojo

18. Dr. Mohammad Amir

19. Mr. Abdul Maghfar

20. Mr. Teuku Mohammad Hasan

21. Dr. GSSJ Ratulangi

22. Andi Pangerang

23. A.H. Hamidan

24. I Goesti Ketoet Poedja

25. Mr. Johannes Latuharhary

26. Drs. Yap Tjwan Bing

5.

Tugas

Mempelajari dan menyelidiki hal-hal yang berkaitan dengan aspek-aspek politik, ekonomi, tata pemerintahan, dan hal-hal yang diperlukan dalam usaha pembentukan negara Indonesia merdeka.

Menyiapkan kemerdekaan Indonesia berupa menambahkan atau menyempurnakan sesuatu hal yang belum lengkap yang telah dikerjakan oleh BPUPKI

6.

Waktu Persidangan

Sidang pertama BPUPKI terjadi pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945 dan sidang kedua 10-17 Juli 1945

Sidang pertama PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945, sidang kedua 19 Agustus 1945 dan sidang ketiga 22 Agustus 1945

7.

Hasil Sidang

1. Pada sidang pertama BPUPKI pada tanggal 29 Mei-1 Juni 1945 hasilnya adalah Dasar Negara yaitu Pancasila.

2. Pada sidang kedua BPUPKI tanggal 10-16 Juli 1945

Berikut ini hasil kerja panitia kecil yang dilaporkan tanggal 14 Juli 1945:

a. Pernyataan Indonesia Merdeka

b.       Pembukaan Undang-Undang Dasar

c. Undang-Undang Dasar ( Batang Tubuh)

1.     Sidang Pertama ( 18 Agustus 1945):

a.        Menetapkan UUD 1945

b.       Memilih Presiden dan Wakil Presiden, yaitu Ir Soekarno dan Mohammad Hatta

c.        Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat

2.     Sidang kedua (19 Agustus 1945):

a.        Menetapkan wilayah Indonesia menjadi 8 provinsi dan menunjuk gubernurnya

b.       Menetapkan 12 departemen serta menteri-menterinya.

c.        Mengusulkan dibentuknya tentara kebangsaan

3.     Sidang ketiga (22 Agustus 1945):

a.        Dibentuk komite nasional

b.       Dibentuknya partai nasional Indonesia

c.        Dibentuknya tentara kebangsaan.