MEMILIH
UNTUK TIDAK BERPUTUS ASA
Para ahli menemukan bahwa
ada dua cara yang dilakukan orang saat menghadapi kesulitan, yaitu fight
atau flight. Fight artinya mengerahkan tenaga dan daya semaksimal
mungkin, agar kesulitan itu dapat diatasi. Sebaliknya, flight artinya
lari meninggalkan kondisi atau hal yang sulit itu, karena memang tidak
mendapatkan atau tidak mau mencari cara untuk mengatasinya. Dalam Kamu Besar
Bahasa Indonesia, putus asa dianggap sama artinya dengan putus harapan, yaitu
keadaan dimana seseorang tidak memiliki harapan. Sejak beberapa tahun terakhir
ini kita semakin sering membaca atau mendengar berita tentang orang yang bunuh
diri karena merasa tidak mampu melanjutkan hidup. Seharusnya, orang Kristen
harus selalu siap menghadapi hidup, betapa pun sulitnya itu. Mengapa begitu,
dan bagaimana caranya?
Mari kita simak lebih
lanjut.
Baca dan Renungkan Bacaan Alkitab Berikut
Ini!
Matius 6:25-33 6:25 "Karena
itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu,
akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan
tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari
pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? 6:26 Pandanglah
burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak
mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh
Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? 6:27 Siapakah
di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada
jalan hidupnya? 6:28 Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian?
Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa
memintal, 6:29 namun
Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak
berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. 6:30 Jadi
jika demikian Allah mendandani rumput di ladang,
yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih
lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? 6:31 Sebab
itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang
akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? 6:32 Semua
itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di
sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. 6:33 Tetapi
carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya ,
maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Paling sedikit ada tiga
pesan yang disampaikan oleh Tuhan Yesus disini.
Pertama,
bahwa kita tidak perlu kuatir untuk makan, minum, dan pakaian sebagai hal yang
penting dalam hidup ini. Pemeliharaan Tuhan untuk kita jauh melebihi
pemeliharaan Tuhan untuk burung yang tetap hidup karena makanan yang
disediakan-Nya. Lihatlah juga pemeliharaan Allah terhadap bunga bakung yang
indah. Ini semua menunjukkan bahwa Allah sungguh sangat memperhatikan kehidupan
ciptaan-Nya. Salomo, yaitu raja Israel yang paling kaya dibandingkan dengan
raja-raja lainnya, tentunya memiliki kemampuan untuk memakai baju yang maha
indah. Namun, keindahan baju Salomo tidaklah sebanding dengan keindahan bunga
bakung. Padahal, apalah artinya bunga bakung yang hanya disamakan dengan
rumput, karena begitu hari berganti, keindahannya pun tidak ada lagi.
Kekuatiran akan kecukupan
makanan, minuman, dan pakaian dimiliki oleh mereka yang tidak mengenal Allah.
Tetapi, mereka yang menjadi anak-anak-Nya tidak perlu memiliki kekuatiran akan
hal-hal ini. Mengapa demikian? Karena rahasia keberhasilan menjalani hidup ini
ada pada pesan Tuhan Yesus yang kedua. Apa pesan-Nya? Pesan-Nya adalah
bahwa yang utama dalam menjalani kehidupan ini adalah mencari Kerajaan Allah
dan kebenarannya. Artinya, ketika kita mengutamakan untuk mengenal Allah,
karya-karya-Nya, janji-janji-Nya, maka kita akan terpesona terhadap Allah yang
sungguh sangat mengasihi kita anak-anak-Nya. Allah selalu memberikan yang
terbaik untuk kita. Kekuatiran yang kita miliki tidaklah sebanding dengan apa
yang Allah sanggup berikan kepada kita. Kekuatiran kita tidaklah sanggup
membuat kita menjalani hidup dengan nyaman, malahan justru dengan penuh rasa
waswas dan ketakutan karena tidak adanya jaminan akan sesuatu yang baik yang
akan kita peroleh.
Oleh sebab itu, pesan
Tuhan Yesus yang ketiga adalah, “...janganlah kuatir akan hari besok,
karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri.” (Matius 6: 34a) Nah, apakah
kita bisa menerima pesan Tuhan Yesus yang ketiga ini? Bila kita melihat di
sekitar kita, ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa manusia hidup dengan
penuh kekuatiran. Ada orang yang memilih untuk bekerja dengan sangat keras
karena ingin mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya demi masa depannya dan
keluarganya. Bekerja keras artinya tanpa mengindahkan kesehatan dan makan
teratur serta istirahat yang cukup. Gaya hidup seperti ini ternyata malah
merusak kesehatan sehingga akibatnya, pada saat ia mencapai usia sekitar 40
tahun, ia menderita penyakit jantung, atau diabetes, dan sebagainya. Padahal,
menjaga keseimbangan antara bekerja dan beristirahat, makan secara teratur dan
ber gizi adalah penting untuk kelangsungan hidup yang baik.
Bila Tuhan Yesus tidak
ingin kita kuatir, Ia juga tentunya tidak ingin kita putus asa. Apalagi bila
membunuh diri saking putus asanya. Harusnya, setiap orang percaya memiliki
prinsip seperti tertera dalam Mazmur 146: 5: “Berbahagialah orang yang mempunyai
Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada Tuhan, Allahnya.” Kita bisa
menjadi putus asa karena mengandalkan pada kekuatan sendiri, atau mengandalkan
orang lain, padahal, kekuatan diri sendiri atau pun kekuatan orang lain ada
batasnya. Bila kita mengandalkan pertolongan pada Allah Bapa, apa yang kita
butuhkan akan dipenuhi-Nya dengan ketentuan sebagai berikut.
1. Hal yang kita butuhkan
memang merupakan sesuatu yang kita perlukan untuk membuat kita semakin
bertumbuh dalam pengenalan akan Dia dan semakin berkarya demi kebaikan sesama.
2. Allah pasti memberikan
apa yang memang kita butuhkan untuk kebaikan kita dan orang-orang lain yang ada
dalam lingkungan kita. Jadi, saat kita bingung mengenai apa yang kita butuhkan
tidak kita dapatkan, ingatlah bahwa Allah sangat mengasihi kita dan karena itu
Allah sangat memperhatikan kita. Mungkin saja jawaban Allah datang tidak
secepat yang kita harapkan, tapi tetap datang pada waktu yang tepat menurut
Allah, bukan menurut kita. Tuhan Yesus berkata begini kepada murid-murid-Nya:
“Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta
roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu
memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga!
Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.” (Matius 7:
9 -11)
3. Kita harus gigih
meminta apa yang kita butuhkan sampai mendapatkannya. Kegigihan untuk
mendapatkan apa yang kita inginkan memang disarankan oleh Tuhan Yesus sendiri
dalam Matius 7: 7-8. “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka
kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap
orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap
orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.” Sungguh kata-kata Tuhan Yesus
ini sangat menguatkan kita, bukan?
Pertemuan berikutnya anak-anak akan melaksanakan Ulangan Harian Pertama. Silahkan pelajari materinya pada link yang sudah diberikan pada pertemuan 1-3:
1. Hidup Beriman
2. Hidup Berpengharapan
Selamat Belajar dan Sampai Jumpa di Pertemuan Berikutnya
0 Komentar