MAKNA
PENGAMPUNAN
Seorang
pria Irlandia, Gordon Wilson, bersama putrinya yang berusia 28 tahun, Marie,
pergi menonton pawai di Kota Enniskillen di Irlandia Utara. Ketika mereka
berdiri di samping sebuah dinding batu sembari menantikan kesatuan prajurit dan
polisi Inggris berbaris melewati mereka, sebuah bom dari teroris meledak di
belakang mereka. Enam orang tewas seketika karena ledakan itu. Gordon dan putrinya
terkubur beberapa meter di bawah tumpukan batu. Gordon merasakan bahu dan
lengannya terluka, tetapi dia tidak dapat bergerak. Kemudian, dia merasakan ada
seseorang menyentuh jari-jarinya. “Ini Ayah, kan?” bisik Marie. “Betul, Marie,”
sahut ayahnya. Gordon mendengar suara samar orang-orang yang berteriak
kesakitan, kemudian suara yang jauh lebih jelas, yakni teriakan Marie. Dia
meremas tangan putrinya kuat-kuat sambil berkali-kali bertanya apakah dia
baik-baik saja. Di antara jerit kesakitannya, Marie berkali-kali meyakinkan
ayahnya bahwa dia baik-baik saja. “Ayah, aku sangat mengasihi Ayah,” itulah
kata-kata terakhir putrinya yang didengar Gordon.
Empat
jam kemudian, setelah mereka akhirnya diselamatkan, Marie meninggal dunia di
rumah sakit karena mengalami kerusakan parah di otak dan tulang belakang.
Selanjutnya siang itu, seorang wartawan BBC ingin mewawancarai Gordon. Setelah
dia menggambarkan apa yang sedang terjadi, wartawan itu bertanya kepada Gordon,
“Bagaimana perasaan Anda terhadap orang yang memasang bom itu?” Jawabannya
sangat mengejutkan. “Saya tidak membenci mereka,” sahut Gordon. “Saya tidak
dendam kepada mereka. Kata-kata yang sengit tidak akan menghidupkan Marie
Wilson kembali. Saya akan berdoa malam ini dan setiap malam agar Allah mengampuni
mereka.”
Sebagian
orang menduga bahwa pernyataan itulah yang akhirnya menenangkan
kelompok-kelompok militer yang sebelumnya sangat marah terhadap pengeboman itu,
dan hal itu mencegah terjadinya suatu serangan balasan yang berdarah. Pada
bulan berikutnya, banyak orang bertanya kepada Gordon bagaimana dia dapat
mengampuni tindakan kejam yang didasari kebencian tersebut. “Hati saya
terluka,” ujar Gordon. “Saya telahkehilangan putri saya, tetapi saya tidak
marah. Kata-kata terakhir Marie kepada saya, kata-kata kasih, menumbuhkan kasih
saya. Saya menerima anugerah Allah untuk mengampuni melalui kekuatan kasih-Nya
bagi saya.” Selama bertahun-tahun setelah tragedi yang merenggut nyawa putrinya
dan yang juga nyaris merenggut nyawanya sendiri itu, Gordon Wilson bekerja
tanpa mengenal lelah untuk memperjuangkan kedamaian dan rekonsiliasi di
Irlandia Utara sampai akhir hayatnya. (Diunduh dari Meity Mamahit Ministry,
tanggal 14 Januari 2013)
Setelah
membaca cerita di atas, selanjutnya jawablah pertanyaan berikut ini!
(Dikerjakan
dalam selembar kertas. Tuliskan nama, kelas dan tanggal pembelajaran)
1. Berdasarkan cerita di atas, apa makna dari tindakan Gordon Wilson?
2.
Mengapa Gordon Wilson rela mengampuni teroris yang telah menyebabkan putrinya
tewas?
3.
Jika kamu adalah Gordon Wilson, bagaimana sikapmu terhadap para teroris?
0 Komentar